Senin, 17 Agustus 2020

Cakra, Batara

Wawan Setiawan Tirta
Batara Cakra atau Cakradewa adalah putera sulung Sang Hyang Manikmaya atau Batara Guru dengan Batari Parwati. Batara Cakra berkedudukan di Kahyangan Ujung Semeru. Ia menjalankan tugas sebagai pujangga kahyangan, sedangkan Batara Ganesya atau Batara Gana bertugas menjaga Panti Pustaka Kahyangan. Oleh karena itu Batara Cakra dan Batara Gana sama-sama mempunyai tugas membina kesusastraan, sehingga Batara Gana sebagai lambang dewa kebijaksanaan bidang pendidikan, Batara Cakra sebagai lambang dewa kapujanggan.
Karya Batara Cakra yang terkenal adalah Serat Pustaka Jamus Kalimasada dan Jitapsara. Jamus Kalimasada dianugerahkan kepada Puntadewa, Jitapsara dianugerahkan kepada Begawan Palasara.

Cakra berarti sebuah bentuk lingkaran, sebuah kesinambun, keserasian. Batara Cakra adalah seorang bangsa Dewa yang selalu memperhatikan keserasian, kesetimbangan, dan kesinambungan kehidupan di dunia wayang.

========

Batara Cakra adalah dewa yang menguasai hampir seluruh seluk-beluk yang ada dan terjadi di Tribuana, yaitu jagad Mayapada (Dunia Kedewaan),Jagad Madyapada (Dunia Makhluk Halus) dan Jagad Arcapada( Dunia Fana / Dunia Manusia di Bumi). Ia Seorang Cendiakiawan,teliti,Tetap Pendiriannya,Hatinya bening dan Cermat.Karena Pengetahuannya itu,Sanghyang Cakra di tetapkan menjadi pendamping pribadi Sanghyang Manikmaya. Ia Selalu Mencatat Segala Pembicaraan Sanghyang Manikmaya Dan Di Simpannya Di Dalam Pembedaharaanya Kedewataan.