Sabtu, 11 April 2020

Unsur-unsur Pendukung dalam Tari

Wawan Setiawan Tirta
Dalam sebuah penyajian tari terdapat beberapa unsur pendukung di dalamnya. Unsur-unsur ini menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya. Selain unsur gerak sebagai media ekspresi utamanya. Unsur-unsur pendukung yang terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu bagian penting yang mampu memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan dalam gerak yang dibawakan. Unsur-unsur yang dimaksud di antaranya unsur tata busana, tata rias, dan tata musik. Ketiga unsur pendukung tari tersebut, yaitu tata busana, tata rias dan tata musik tari harus menjadi suatu jalinan yang saling terkait dan kerja sama untuk mendukung wujudnya sebuah tarian, karena tanpa kelengkapan hal-hal di atas, tarian belum dapat dinikmati secara utuh.

A. Tata Busana/Kostum
Tata busana tari merupakan seni menata segala pakaian yang dikenakan oleh penari untuk mempertunjukkan karya tari. Pada prinsipnya, busana tari harus enak dipakai, enak dipandang, dan tidak mengganggu gerak penari. Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu tarian dapat terungkap dengan sempurna, jika seluruh unsur pendukung hadir di dalamnya. Salah satu unsur pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah tata busana/kostum.

Fungsi Tata Busana
  1. Memperjelas tema tari. Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana, kain, selendang, ikat kepala, mahkota, dan lain-lain. Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang khusus sesuai dengan tema tarinya.
  2. Membantu menghidupkan karakter dan peran penari. Artinya busana yang dikenakan penari sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan psikologisnya penari dengan tarianya.
  3. Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari. Artinya penari harus dapat membawakan tari tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada penari tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi yang diambil penari.
  4. Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan etika. Tarian yang dibawakan dengan tata busana yang baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk disaksikan.
 Dalam sebuah penyajian tari terdapat beberapa unsur pendukung di dalamnya Unsur-unsur Pendukung dalam Tari
Penyajian sebuah karya tari dapat lebih menarik untuk disaksikan apabila didukung oleh tata busana yang baik. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai berikut:
  1. Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton
  2. Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat menghadirkan suatu kesatuan antara tari dan tata busana
  3. Penataan busana hendaknya bias merangsang imajinasi penonton
  4. Desain busana harus memperhatikan bentuk bentuk gerak tari
  5. Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya.
  6. Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana.

B. Tata Rias
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Pada dasarnya, tata rias bukan sesuatu yang asing bagi semua orang, khususnya kaum wanita sebab tata rias merupakan aspek untuk mendukung penampilan dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Rias di dalam tari bukan sekadar bertujuan untuk menjadikan penari menjadi cantik atau ganteng. Tata rias tari mempunyai beberapa fungsi yang benar-benar membantu pertunjukan karya tari menjadi lebih baik. 

Fungsi Tata Rias
  1. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata Rias bisa menyempurnakan kekurangan pada tampilan penari. Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang di bawakan.
  2. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk wajah. 
  3. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias untuk menampilkan dimensi wajah penari.
  4. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari. Fungsi garis tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang berbeda dengan wajah asli pemain.
  5. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya akan menambah keindahan karya tari yang ditampilkan. Anda dapat membayangkan apa jadinya jika sebuah tarian disajikan tanpa didukung dengan tata rias.

Agar tata rias tari dapat menunjang pertunjukan tar, maka dalam penataan rias penari perlu diperhatikan prinsip-prinsipsebagai berikut.
  1. Rias Hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran.
  2. Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan.
  3. Jelas garis-garis yang dikehendaki.
  4. Ketepatan pemakaian desain rias.

Jenis Tata Rias
  1. Tata rias korektif (corective make-up) : merupakan suatu bentuk tata rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Tata rias ini menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan hal-hal yang menarik dari wajah 
  2. Tata rias fantasi : dikenal juga dengan istilah tata rias karakter khusus. Disebut tata rias karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan mengubah wajah tidak realistik.
  3. Tata rias karaker adalah tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri- ciri khusus yang melekat pada tokoh. Tata rias karakter dibutuhkan ketika karakter wajah penari tidak sesuai dengan karakter tari.

C. Tata Musik
Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau nalun ritmis. Musik atau iringan selain sebagai pengiring atau  iringan tari juga berfungsi sebagai pemberi suasana tari yang ditampilkan. Demikian juga warna bunyi untuk iringan tari, tentu disesuaikan dengan gerakan tarinya. Apabila gerak tarinya dinamis, cepat, dan bersemangat, maka warna bunyinya, juga yang berirama cepat, bersemangat, dan keras. Sebaliknya gerak tari yang lemah gemulai, lembut, tenang, maka iringan musiknya juga dipilih yang tenang, syahdu, dan lembut. Pada dasarnya bentuk musik dalam tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan eksternal.
  1. Musik Internal. Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber dari penarinya sendiri. Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb
  2. Musik Eksternal. Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di lakukan orang lain. Contoh: Nyanyian, puisi, susara-suara, instrument gamelan, orkestra musik ,dsb

Fungsi Iringan Tari
Sebuah tarian biasanya disajikan dengan diiringi musik yang disebut musik iringan tari. Musik iringan tari adalah musik yang berfungsi sebagai pengiring sebuah tarian, tidak hanya keluar sebagai suara saja, namun musik inilah yang mengatur gerak suatu tarian, sebagai penegas, pembentuk karakter penari, sehingga maksud dari satu tarian itu dapat dipahami oleh penonton. Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain:
  1. Sebagai iringan gerakan, Musik iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan ritme gerakan tidak sama. Musik dapat ditabuh secara menghentak tetapi gerakan yang dilakukan dapat mengalir dan mengalun.
  2. Sebagai ilustrasi, musik iringan tari sebagai ilustrasi mengandung arti bahwa musik dapat menggambarkan susana yang sedang terjadi dalam sebuah tarian. 
  3. Sebagai pembangun suasana. musik iringan sebagai membangun suasana sering dilakukan pada tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan trian.

Selain itu musik iringan juga memiliki beberapa fungsi yang lain seperti di bawah ini.
  1. Mengatur dan member tanda efektif gerak tari
  2. Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerakan
  3. Sebagai rangsangan bagi penari
  4. Mendukung jalannya pertunjukkan
  5. Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir dari tarian
  6. Membantu mempertegas ekspresi gerak

D. Tata Pentas/Panggung
Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari. Tata pentas bukan hanya untuk kepentingan pencapaian efek artistik, namun juga berfungsi untuk membantu penciptaan suasana yang terkait dengan konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi dengan seperangkat benda-benda dan alat yang berhubungan dengan tari, yang disebut dengan setting. Tata panggung tidak hanya sekedar dekorasi (hiasan) semata, tetapi penataan panggung disesuaikan dengan tuntutan pertunjukan tari.

Pentas memiliki dua jenis, yaitu jenis panggung tertutup dan terbuka. Jenis panggung tertutup disebut dengan prosenium. Cirinya para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah pandang. Panggung tertutup berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan auditorium. Panggung terbuka adalah panggung yang berada di tempat terbuka dan tidak beratap. Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk arena, pendopo, di halaman pura, di halaman rumah atau di lapangan. Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penari dapat dilihat dari berbagai arah pandang.

Fungsi Tata Panggung
Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Pemangungan dipergunakan untuk menyebutkan suatu pertujukan yang dipagelarkan dan diangkat ke atas pentas guna dipertontonkan. 
  1. Panggung merupakan tempat sebuah tari dipertunjukkan. Panggung yang digunakan tentunya harus mampu menunjang penyajian tarian.
  2. Memberi ruang kepada penari. Ruang adalah salah satu unsur pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak. Tata panggung yang dibuat untuk pertunjukan tari harus mampu memberikan keleluasan gerakan para penari.
  3. Memberi pandangan yang menarik. Tata panggung tarian dapat menciptakan pemandangan yang menarik sehingga dapat menambah keindahan penyajian sebuah pentas tari.
  4. Memberi pernyataan suasana tari. Fungsi panggung sebagai pemberi suasana tari artinya panggung yang digunakan dapat menggambarkan suasana tarian yang dipertunjukkan.

Dalam penyajian tari terdapat tiga unsur pendukung utama, yakni unsur tata rias, tata busana, dan musik. Ketiga unsur pendukung itu memiliki peran penting dalam memberikan penekanan terhadap kualitas garapan tari yang dibawakan. Masing-masing mampu mengisi ruang penyajian tari sehingga
dalam penyajiannya menjadi lebih utuh. Musik tari adalah salah satu unsur pendukung tari yang mampu membuat penyajian tari lebih nampak hidup dan dinamis. Keberadaannya dapat memberikan penekanan terhadap makna dan maksud penyajian gerak. Jenis musik dalam tari pada dasarnya terbagi ke dalam dua bagian, yakni jenis musik internal dan musik ensternal. Musik internal musik yang dibunyikan dari si penarinya, sedangkan musik eksternal adalah bunyi musik yang dihasilkan di luar dari diri penarinya, seperti dari bunyi alat musik gamelan.